Lab Komputer


Gavin baru saja pergi meninggalkan lab komputer untuk bertemu dengan sahabatnya, netranya sibuk menjelajah sekeliling untuk mencari dimana keberadaan sahabatnya itu. Setelah hampir lima menit ia menghabiskan waktu untuk menjelajah dengan menggunakan netranya, ia berhasil menemukan sahabatnya yang tengah duduk di lorong sebelah kanan laboratorium komputer itu.

Kemudian, ia bergegas menghampiri sahabatnya dengan sedikit berlari kecil.

“ngapain lari coba?” tanya Windra kepada sahabatnya, dengan tawa kecil.

“gapapa, biar lu gak kelamaan nunggunya haha” jawab Gavin sambil meninju lengan sahabatnya, dengan tempo yang sangat lambat.

“santai aja kali wkwk, oh iya ini ada titipan dari Yubbard” ucap Windra sambil mengulurkan sebuah tas, yang berisikan beberapa hadiah pemberian dari Yubbard.

“kenapa harus lo sih, yang repot-repot nganterin ini? harusnya biar gue aja Win yang ngambil ini ke rumah lo” ucap Gavin sambil menerima uluran sahabatnya itu.

“gapapa lah vin, sekalian mau jalan-jalan sebentar aja haha” ucap Windra sambil sedikit tertawa.

Tak menanggapi ucapan sahabatnya, kini Gavin hanya sibuk menatap sahabatnya dengan tatapan cukup tajam.

“iya, iya. Lain kali biar lo aja yang ambil deh hehe” ucap Windra sambil tertawa kecil, melihat ekspresi sahabatnya yang menurut ia sedikit berlebihan.

“yaudah, terus sekarang lo mau kemana nih?” tanya Gavin sedikit menginterogasi sahabatnya, yang kini mengalihkan pandangannya ke layar ponsel.

“mau main ke rumah Yubbard sih, soalnya dia lagi sendirian” ucap Windra

“hmm... yaudah, maaf gue gak bisa ikut kesana juga ya Win” ucap Gavin dengan sedikit nada menyesal.

“iya santai aja Vin, yaudah sana balik lagi. Kasian tuh, Yudha pasti nungguin lu sendirian di dalam hehe” ucap Windra

Lagi, Gavin tak merespons perkataan sahabatnya dan hanya mengangguk pelan sambil tersenyum.

Kemudian, Windra berpamitan dengan sahabatnya untuk melanjutkan kembali tujuannya. Setelah Windra pergi beberapa langkah meninggalkan Gavin, ia memutuskan untuk kembali ke dalam laboratorium komputer. Namun, niat semulanya harus ia urungkan demi melihat pemandangan yang tak biasa.

Benar, ia melihat Windra yang tengah memeluk dan menggenggam erat tangan seorang wanita yang ia kenal. Alam pikirannya, kini dipenuhi dengan berbagai macam pertanyaan yang mampu membuatnya diam dan mematung cukup lama.